Rabu, 01 Mei 2013

Konflik Sosial, Buah Sistem yang Gagal


Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, mengatakan jumlah konflik sosial di tanah air semakin meningkat. Tercatat konflik sosial pada tahun 2010 sebanyak 93 kasus, kemudian menurun pada tahun 2011 menjadi 77 kasus, namun sampai pertengahan Agustus tahun 2012 meningkat lagi menjadi 89 kasus (Okezone, 08/11/2012). Konflik sosial yang terjadi di Indonesia sebagaian besar merupakan konflik sosial yang berlatar belakang SARA (Suku, Agama, Ras & Antar Golongan).
Konflik sosial tidak terlepas dari munculnya krisis politik dan krisis kepemimpinan baik skala Nasional maupun Internasioanal serta semakin lemahnya peran Pemerintah dan aparat keamanan negara. Dengan keadaan yang seperti ini masyarakat dinaungi rasa cemas dan keresahan yang berkepanjangan. Jika keadaan ini sudah berlangsung, ketika ada goresan-goresan kecil pun maka akan menjadi konflik besar dan berkepanjangan walaupun pada kenyataannya pemicu konflik sosial tersebut tidak memiliki hubungan sedikitpun dengan motif SARA. Keadaan tersebut terjadi karena adanya kerentanan di dalam masyarakat itu sendiri.
Konflik sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat akan sulit dihentikan karena hukum yang menaungi negara ini tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Pada akhirnya masyarakat memilih untuk mengambil jalan sendiri dalam menyelesaikannya. Muncul sikap anarkis dan konflik berkepanjangan dan tak pernah ada penyelesaian yang tuntas.
Akar permasalahan dalam konflik sosial ini adalah sistem yang diterapkan ditengah-tengah masyarakat bukanlah sistem Islam, namun sistem Kapitalisme. Ini menyebabkan ketakwaan masyarakat kepada Allah SWT perlahan menghilang karena asas pemisahan agama dari kehidupan. Kontrol dari masyarakat pun bisa dibilang lenyap sama sekali dengan sifat individualisnya. Masyarakat tidak bisa berharap banyak pada hukum sekular yang diterapkan saat ini.
Berbeda dengan penerapan sistem Islam yang akan mensinergikan peran individu dengan ketakwaaannya, kontrol dari masyarakat serta hukum yang berasal dari Allah yang tidak ada kecacatan.
Sistem Kapitalisme telah gagal mensejahterakan rakyatnya sendiri dengan banyaknya konflik sosial yang terjadi di berbagai penjuru negeri ini yang mengakibatkan masyarakat merasa cemas. Karena itu sudah saatnya pemerintahan seperti ini ditingalkan dan dicampakan. Hanya dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyahlah yang dapat menjamin perlindungan terhadap seluruh masyaraat. WalLahu a’lam bi ash-shawab. [Yulia; MahasiswiPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI; Bandung]

Konflik Sosial, Kapitalisme Biangnya

Konflik Sosial, Kapitalisme Biangnya

Fenomena konflik sosial yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, Gamawan Fauzi selama tahun 2012 jumlah konflik sosial mencapai 89 kasus. Padahal pada tahun sebelumnya berjumlah 77 kasus saja. Kasus konflik sosial bagaikan fenomena gunung es, yang terlihat hanya tataran permukaannya saja. Padahal bisa dipastikan jumlah kasus sebenarnya pasti jauh lebih tinggi dari itu. Predikat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki citra ramah tamah dan sopan santun tampaknya sudah tergerus oleh perilaku bangsanya sendiri. Bagaimana tidak, bentrokan antarwarga, bentrokan antarmahasiswa, bentrokan mahasiswa dengan aparat sudah menjadi hal lumrah yang menghiasi pemberitaan di media massa. Bahkan kasus konflik sosial tersebut sampai menelan korban jiwa mencapai 28 korban jiwa dan 200 korban luka serius serta kerugian material dan non-material.
Banyak faktor yang melatari terjadinya konflik sosial. Ada yang bersifat sederhana dan ada juga yang sifatnya kompleks. Konflik sosial yang sifatnya sederhana biasanya terjadi akibat sebab tunggal, seperti kesalahpahaman antarindividu atau perbedaan pendapat yang disikapi dengan emosional. Adapun konflik sosial yang sifatnya kompleks di dalamnya terkandung muatan politis. Kepentingan-kepentingan kelompok tertentu pun bisa menjadi muara lahirnya pertikaian antarkelompok. Pertikaian antarkelompok ini bisa kita jumpai ketika menjelang Pilkada, seperti kasus yang terjadi di Bangkalan Madura tahun 2012 kemarin. Bahkan tidak jarang berujung pada perpecahan di tengah masyarakat. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses hukum yang dirasa tidak adil juga memicu lahirnya konflik sosial yang kemudian berujung pada sikap masyarakat yang lebih memilih main hakim sendiri ketimbang memilih jalur hukum.
Keanekaragaman bangsa Indonesia tidak kemudian dijadikan alasan untuk pemakluman konflik sosial. Bukankah Indonesia memiliki konsep Bhineka Tunggal Ika yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia menjadi satu kesatuan meskipun berbeda-beda? Di sini kita sudah bisa melihat bahwa dengan kebhinekaannya bangsa Indonesia tidak dapat bersatu, karena sejatinya bangsa Indonesia di dalamnya tercerai berai. Alhasil, kita pun mampu menilai bahwa Bhineka Tunggal Ika telah gagal menyatukan bangsa Indonesia yang heterogen.
Pada kondisi saat ini masyarakat memiliki ikatan tersendiri yang digunakan untuk mengikat mereka, seperti ikatan kesukuan, ikatan kemaslahatan, sampai ikatan yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu ikatan nasionalisme. Dengan beragam ikatan tersebut, umat hanya diikatkan dengan ikatan yang semu, sehingga wajar kita dapati kerukunan yang semu pula. Ikatan-ikatan tersebut merupakan buah dari penerapan sistem Kapitalisme yang telah sukses membuat sekat-sekat di tengah-tengah masyarakat. Di sini pentingnya dakwah Islam untuk mengubah paradigma berpikir masyarakat untuk menghapus ikatan-ikatan semu tersebut; memahamkan masayarakat bahwa ikatan hakiki yang dapat merekatkan umat Islam adalah ikatan akidah saja, bukan yang lain. Rabb yang satu, kitab yang satu, rasul yang satu, ikatan yang satu, dan negara yang satu yakni Khilafah Islamiyyah.WalLahu a’lam bi ash-shawab. [Rismayanti Nurjannah; Aktivis Famous (Forum Aktivis Mahasiswi Regional Kampus); Tinggal di Geger Kalong Girang, Bandung]

Bongkar-Pasang Kurikulum


Kurikulum pendidikan segera dirombak. Dalam kurikulum baru, siswa tidak perlu lagi membawa banyak buku karena kurikulum menggunakan konsep tematik integratif. Direktur Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Ditjen Dikdas Kemendikbud mengatakan, perubahan ini melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberikan keleluasaan kepada guru untuk membuat kurikulum secara mandiri di  masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus. “Tidak semua guru memiliki dan dibekali profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi, jadinya hanya mengadopsi saja.” (Kompas.com, 29 Nov 2012).
Beratnya beban kurikulum pendidikan sudah lama dikeluhkan. Kurikulum yang berat ini karena adanya pemaksaan berbagai ilmu yang belum dibutuhkan, antara lain dengan alasan mengikuti perkembangan dunia internasional. Sudah tentu jika alasannya seperti ini akan banyak tsaqafah asing yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di negeri ini.
Lebih parahnya, pelajaran agama tidak menjadi sentral dalam pelajaran. Jangan dipikir bahwa dengan mempelajari Islam atau pendidikan sesuai syariah Islam akan membuat kita bodoh teknologi. Sejarah membuktikan, bahwa kaum Muslim adalah orang-orang yang pertama pandai atau melek teknologi/sains. Sebelum orang-orang kafir Barat, banyak ilmuwan Islam yang menjadi penemu dalam hal sains dan teknologi.
Sudah saatnya “stop liberalisasi” dengan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, memberikan penyadaran kepada masyarakat agar lebih peka terhadap kondisi yang terjadi. Tujuannya adalah agar mereka sadar terjadinya penjajahan melalui liberalisasi pendidikan yang merupakan bagian dari imperialisme Barat (metode baku dalam penyebarluasan sekularisme).
Kedua, memberikan kritik atas tindakan Pemerintah yang tega menjadi komprador asing dalam liberalisasi pendidikan ini. Tujuannya agar Pemerintah berhenti menjadi agen penjajah serta kembali berpihak pada kepentingan umat.
Ketiga, menjelaskan kepada umat bahwa ideologi yang benar adalah ideologi Islam  agar umat tidak percaya lagi kepada ideologi Kapitalisme.
Tujuan utama pendidikan Islam haruslah untuk mengenal Allah, mencintai-Nya serta mematuhi semua perintah dan larangan-Nya. Tujuan itu dapat terwujud hanya jika murid memiliki keyakinan hanya Islamlah jalan hidupnya dan mengamalkan prinsip-prinsip Islam dalam semua aspek kehidupannya.
Tujuan itu tidak akan pernah tercapai jika sekulerisme masih menjadi asasnya. Jadi, untuk menghasilkan generasi terbaik yang mampu menjawab tantangan zaman, agama adalah pondasinya. Selama sistem pendidikan yang kurikulumnya masih sekular, tidak akan lahir generasi unggulan yang diharapkan. WalLahu a’lam bi ash-shawab. [Henny (Ummu Ghiyas Faris); Ibu Rumah Tangga, Tinggal di Jakarta]

Pendidikan Perlu Perubahan Paradigma


Hasil survei Political and Economic Risk Consultant (PERC) pernah menyatakan, kualitas pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan Asia. Indonesia menduduki urutan ke-12 atau urutan terakhir di bawah Vietnam. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga dapat dilihat dari berbagai macam kejahatan dan kemungkaran yang terjadi di negeri ini; mulai dari tawuran pelajar, seks bebas, pornoaksi, aborsi, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya.
Kegagalan pendidikan di Indonesia untuk membentuk manusia sesuai dengan visi dan misi Penciptaannya merupakan indikator utama kelemahan paradigmatik dari sistem pendidikan yang ada. Terdapat beberapa indikator kegagalan. Pertama: kekeliruan paradigma pendidikan yang mendasari keseluruhan penyelenggaran sistem pendidikan, yaitu paradigma sekular. Kedua: kelemahan fungsional pada tiga unsur pelaksanaan pendidikan, yaitu: (a) kelemahan pada lembaga pendidikan tercermin dari kacaunya kurikulum serta kurang berfungsinya guru dan lingkungan sekolah sesuai dengan kehendak Islam; (b) faktor keluarga yang kurang mendukung; (c) faktor masyarakat yang tidak kondusif. Ditambah lagi dengan problem yang berkaitan aspek praktis/teknis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru dan sebagainya.
Karena itu penyelesaian problem pendidikan harus dilakukan secara fundamental. Hal ini hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perombakan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekular menjadi paradigma Islam. Asas sistem pendidikan itulah yang menentukan hal-hal paling prinsipil dalam sistem pendidikan, seperti tujuan pendidikan dan struktur kurikulum. Artinya, setelah masalah mendasar diselesaikan, barulah berbagai macam masalah cabang pendidikan diselesaikan.
Pada tataran derivatnya, yakni kelemahan fungsional pada tiga unsur pelaksanaan pendidikan tersebut, diselesaikan dengan cara memperbaiki strategi fungsionalnya sesuai dengan arahan Islam. Solusi strategi fungsionalnya dapat dilakukan dengan memperbaiki dua unsur yang bersifat strategi dan fungsional: Pertama: membangun lembaga pendidikan bermutu dengan semua komponen berbasis Islam, yaitu: (1) kurikulum yang paradigmatik; (2) guru yang amanah dan kafa’ah; (3) proses belajar-mengajar yang berlangsung secara islami; (4) lingkungan dan budaya sekolah yang kondusif bagi terwujudnya pendidikan bermutu itu. Kedua: membuka lebar interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar dapat berperan optimal dalam menunjang proses pendidikan. Sinergi pengaruh positif dari unsur pelaksanaan pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat inilah yang akan menjadikan pribadi peserta didik yang utuh sesuai dengan kehendak Islam.
Seperti diketahui bahwa sistem pendidikan sangat terkait dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan. Di sini berarti juga harus ada perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis. Maka dari itu, sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintahlah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara. [Ahsan Hakim; Mahasiswa Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya]

Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah

Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah

Dunia terus berubah. Goncangan politik dan ekonomi menjadikan konstelasi dunia bergeser. Globalisasi yang ditandai dengan adanya saling ketergantungan antarnegara mengakibatkan dampak goncangan itu tak terbendung, menjalar ke semua negara.
Secara global, dunia masih dikuasai oleh adidaya Amerika Serikat. Di belakang AS ada negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis. Meski secara politik internasional, negara Eropa ini terlihat mendukung setiap kebijakan AS, secara internal mereka memiliki kepentingan sendiri. Di luar itu, ada kekuatan baru, yakni Rusia dan Cina. Rusia mulai mengambil peran—kendati kecil—mengembalikan pengaruhnya pasca Uni Sovyet runtuh. Adapun Cina ingin tampil sebagai adidaya baru, khususnya di bidang ekonomi.
Namun, dalam lima tahun terakhir, kekuatan Barat mulai mengendur. Ini ditandai dengan berbagai krisis yang melanda beberapa kawasan. Di tempat tersebut, negara-negara besar tak lagi memiliki taring untuk menyesaikan persoalan sesuai dengan skenarionya. Geliat kontra intervensi menandai kian lemahnya pengaruh kekuatan Barat tersebut.
Adidaya Tak Berdaya
Amerika sebagai adidaya dunia, sejak George W Bush, mulai berada di ambang kemunduran.  Politik stick and carrot memaksa negara-negara di dunia mengikuti kebijakan Amerika, benar maupun salah. Awalnya, politik ini cukup sukses. Namun, dengan berjalannya waktu, kekuatan memaksa ini pun melemah. Negara-negara sekutu Amerika mulai sadar tentang kekuatan nyata Amerika ini. Pelan tapi pasti mereka menarik diri dari persekutuan dengan Amerika dan berusaha mengambil alih pengaruh Amerika.
Fakta tersebut terlihat jelas dalam perang di Irak dan Afganistan. Negara-negara yang tergabung dalam NATO lebih dulu meninggalkan medan perang di kedua negara itu dan membiarkan Amerika sendirian di sana. Kalaupun ada pasukan NATO dari luar Amerika, jumlahnya tinggal sedikit. Yang dominan tetap tentara AS.
Di Irak, sejak era Barack Obama, Amerika mulai ngos-ngosan. Tentara AS tak mampu memadamkan perlawanan rakyat di Negeri 1001 Malam itu. Irak yang diimpikan oleh Amerika akan menjadi negeri yang lebih baik dibanding era Saddam Husein, justru tambah buruk dan hancur. Ditambah lagi, tuduhan terhadap rezim Saddam tak pernah terbukti. Pemerintahan boneka yang dibentuk AS pun tak berdaya. Biaya Perang Irak yang mencapai lebih dari 1 triliun dolar telah membebani anggaran Amerika.
Di Afganistan, kondisinya tak jauh berbeda. Tentara Amerika tak mampu mengalahkan para pejuang Taliban. Ini diakui sendiri oleh pejabat tinggi militernya. Komandan militer AS, Laksamana Michael Mullen, mengatakan bahwa dirinya tidak tahu persis berapa lama waktu yang diperlukan bagi AS agar mampu meningkatkan “keamanan” di Afganistan dan menyingkirkan para pejuang Taliban. Ia menggambarkan  para pejuang Taliban bertempur dengan lebih gigih dan lebih terorganisir.
Maka dari itu, Amerika kembali mengerahkan 43.000 prajurit untuk menambah 35.000 orang pasukan yang ada di Afganistan. Tentara itu berasal dari penarikan pasukan yang ada di Irak. Perang di Afganistan ini kian sulit karena NATO justru menarik pasukannya sejak pertengahan 2011 secara bertahap.
Di dalam negeri sendiri, Amerika menghadapi krisis ekonomi yang makin berat. Utang AS terus berjibun. Pengangguran terus bertambah. Kemiskinan menjadi fenomena yang tak terelakkan. Dalam kondisi seperti ini, muncul gerakan “Occupy Wall Street” pada September 2011. Gerakan rakyat itu lahir akibat meluasnya kemiskinan, pengangguran, kesenjangan sosial dan ketidakadilan di masyarakat serta ketidakpuasan publik terhadap kebijakan haus perang para penguasanya.
Kalau dulu, biasanya demonstran hanya memprotes ketidakefesienan ekonomi kapitalis seperti pengangguran, inflasi dan tingginya pajak, namun teriakan ini langsung memprotes prinsip dan dasar Kapitalisme. Hal itu terlihat dalam slogan-slogan yang mereka usung seperti “Wall Street harus di hancurkan sebelum menghancurkan dunia” dan “Dunia cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, tetapi tidak cukup memenuhi ketamakan setiap orang”.
Indikasi melemahnya kekuatan Amerika di dalam dan luar negeri ini menjadikan Israel khawatir. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan koran Sydney Morning Herald, Selasa (12/4/2012), Deputi Perdana Menteri dan Menteri Intelijen dan Energi Nuklir Israel Dan Meridor khawatir dengan kondisi pelindung Israel tersebut. Ia mengatakan, Amerika melemah bukan pertanda baik. “Saya berharap Amerika akan menemukan jalan dan saya percaya mereka bisa memulihkan dirinya sebagai negara adidaya.”
Demam Krisis Eropa
Boleh saja negara-negara Eropa masih memiliki peran sentral di belakang Amerika di berbagai kawasan. Namun sebenarnya, mereka pun sedang menghadapi krisis utang. Ini adalah babak baru ekonomi negara-negara Eropa menuju resesi. Krisis ini pada perkembangan-nya melanda hampir seluruh  negara Eropa pengguna mata uang Euro. Krisis itu berawal dari kredit macet di Yunani yang kemudian berdampak luas bagi negara-negara Eropa lain. Negara-negara penyokong ekonomi Eropa seperti Jerman, Prancis dan Italia juga terkena imbas dari krisis tersebut. Euro kemudian tertekan dan mengakibatkan penurunan angka pertumbuhan ekonomi negara-negara di zona Euro.
Ini adalah hal yang tak diprediksi sebelumnya. Perjalanan sejarah Uni Eropa nyaris penuh dengan keberhasilan. Tahun 1995 hampir seluruh negara Eropa Barat bergabung. Tahun 1998 sistem keuangan
Eropa terintegrasi dalam mata uang tunggal: Euro. Tahun 2004 bertambah lagi 10 negara anggota baru. Mereka adalah negara-negara eks-komunis Eropa Timur. Ini menjadikan Uni Eropa sebagai kekuatan ekonomi besar di dunia.
Krisis ekonomi ini mau tak mau berimbas pada krisis politik. Yunani, sebagai negara tempat kelahiran demokrasi, kacau balau. Rakyat negeri tersebut marah dan melampiaskan kemarahannya dengan merusak fasilitas umum yang ada, termasuk gedung-gedung pemerintah. Pergantian rezim tak terelakkan. Namun, krisis terus berlangsung.
Italia pun mengalami goncangan politik di dalam negeri. Perdana Menteri negeri itu terpaksa lengser.  Para analis memperkirakan, kondisi Italia jauh lebih parah dibandingkan krisis di Yunani. Hal yang sama melanda Prancis. Perdana Menteri Nicolas Sarkozy pun tak bisa bertahan. Menurut pengamat, krisis Prancis diprediksi terburuk sejak kejatuhan bursa Prancis pada 1882, dikenal Paris Bourse CrAsh.
Inggris yang sepi pemberitaan tak kalah dahsyatnya menghadapi goncangan krisis ini. Baru-baru ini televisi Jerman, Zweites Deutsches Fernsehen (ZDF), melaporkan dampak krisis finansial yang melanda Inggris. “Rakyat Inggris setiap hari semakin terperosok dalam jurang kemiskinan yang tidak pernah terjadi sebelumnya,” kata jurnalis ZDF.
Tahun 2011, Badan Statistik Eropa, Eurostat, dalam laporannya mengungkapkan meningkat-nya angka kemiskinan di negara-negara Uni Eropa. Dilaporkan sedikitnya 81 juta warga dari 27 negara anggota zona itu terancam miskin. Ironisnya, 19 juta di antaranya berasal dari kalangan anak-anak. Jumlah warga miskin itu mengambil porsi 17 persen dari total populasi penduduk Eropa. Selain itu, Eropa juga masih memiliki 42 juta orang lainnya dengan kemampuan finansial sangat minim hingga tidak mampu membayar tagihan ataupun mengha-ngatkan rumahnya sewaktu musim dingin.
Kini, dampak krisis ekonomi di Eropa semakin menggurita. Media Eropa sendiri mengungkapkan fakta terbarunya tentang kemiskinan yang merambah negara-negara Eropa utara. Tidak tanggung-tanggung, krisis tersebut menghantam negara yang menjadi acuan penerapan Walfare State (Negara Kesejahteraan)  di dunia. Ini menjadi indikasi: Kapitalisme di ujung kebangkrutan.
Arab Spring
Di tengah kondisi negara-negara Barat yang mulai lemah, kebangkitan lahir di kawasan Timur Tengah. Rakyat bergerak melawan penguasa mereka dengan berbagai tuntutan; mulai dari perbaikan ekonomi, pemberantasan korupsi hingga pergantian pemerintahan. Memang, hampir semua negara-negara Arab ini dipimpin oleh para diktator selama bertahun-tahun. Begitu tuntutan itu tak dipenuhi, rakyat bergerak dengan caranya sendiri.
Dimulai dari Tunisia, gerakan rakyat yang kemudian dikenal sebagai ‘Arab Spring’ menjalar ke berbagai negara di kawasan tersebut. Gerakan yang dimulai Januari 2011 itu berlangsung hingga kini. Korban pertama Arab Spring ini adalah Presiden Tunisia Zainal Abidin bin Ali.
Meski gerakan Arab Spring ini tidak bisa dilepaskan dari perebutan pengaruh politik antara Amerika dan Eropa, fakta di kawasan Timur Tengah menunjukkan kondisi rakyat yang tertekan dan menderita. Itulah yang menjadikan mengapa Arab Spring itu meluas hampir ke semua negara di kawasan tersebut.
Di Libya, rakyat memaksa Presiden Libya Muamar Qaddafi turun dari tampuk kekuasaan dengan cara yang tragis. Qaddafi yang dikenal sangat kejam itu dibunuh oleh rakyatnya sendiri.
Di Mesir, Husni Mubarak akhirnya menjadi pesakitan setelah dipaksa turun oleh rakyatnya.
Arab Spring di beberapa negara kawasan itu berhasil diredam dengan berbagai jalan, termasuk dengan cara represif. Ada yang berhasil, tetapi ada yang gagal. Di Arab Saudi, gerakan rakyat dipatahkan dengan tindakan represif. Di Suriah, perjuangan rakyat terus berlangsung hingga memasuki tahun ketiga. Presiden Bashar Assad tidak mau melakukan perubahan dan justru membunuh rakyatnya sendiri.
Nah, pergolakan di Arab ini sangat mengkhawatirkan Amerika. Karena itu, AS dan sekutunya berusaha untuk mengontrol perubahan di Arab dengan membajaknya. Melalui penguasa baru yang tidak lain adalah antek AS, berbagai kebijakan AS untuk membajak perubahan hingga sejalan dengan kepentingan AS bisa direalisasikan.  Visi perubahan AS untuk Arab Spring—berupa sekularisme berbalut Islam—dengan menggiring perubahan ke arah demokratisasi (negara demokrasi sekuler) bisa diwujudkan. Visi ini cukup sukses, paling tidak di beberapa negara, dalam menyesatkan sebagian umat Islam yang tidak sadar menganggap ide-ide demokrasi dan sekular itu sejalan dengan Islam. Inilah yang terjadi di Tunisia, Yaman, Libya, dan Mesir.
Namun, strategi AS ini tidak berjalan di Suriah. Hingga saat ini AS belum mendapatkan pengganti yang mapan untuk rezim Assad. Apalagi pasukan perlawanan rakyat Suriah di lapangan didominasi kelompok Mujahidin yang menyerukan penegakan syariah dan Khilafah di Suriah, dan menolak sistem demokrasi yang ditawarkan AS.
Sekutu terdekat AS, Israel, takut bukan main setelah melihat gabungan kelompok Mujahidin Suriah yang berperang langsung melawan rezim bengis Assad, sekaligus menolak Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi, aliansi baru yang dibentuk pada pertemuan di Qatar pada 11 November 2012 lalu. Berbagai upaya telah dicoba oleh AS untuk  membajak perlawanan rakyat Suriah agar tetap dalam kerangka kepentingan AS. Namun, semua upaya Amerika itu gagal.
Menginginkan Islam
Satu fenomena menarik yang mewarnai perjuangan rakyat di Dunia Islam adalah semangat Islam. Ini yang terlihat dalam Arab Spring. Rakyat menginginkan Islam. Mereka menggunakan simbol-simbol Islam. Mereka menginginkan Islam. Mereka pun menyadari bahwa upaya mereka juga menghadapi kendala dari negara kafir Barat berupa pembelokan ke arah yang diinginkan Barat.
Di Suriah, rakyat sangat memahami apa yang terjadi di negara tetangganya seperti Tunisia, Libya dan Mesir. Mereka tak mau kejadian yang sama melanda negeri itu. Mereka terus berjuang dengan kemampuannya sendiri melawan pemerintah bengis Assad meski dengan senjata seadanya.
Dengan tegas mereka menolak negara demokrasi yang ditawarkan antek-antek Barat. Mereka menolak kompromi dengan Assad dan juga kalangan oposisi pro Barat. Mereka menolak ‘Negara Madani’ ala Barat. Dengan tegas mereka menyatakan keinginannya untuk menegakkan Khilafah di Suriah.
Sikap tegas rakyat Suriah ini menjadi magnet bagi kaum Muslim di berbagai kawasan lain di dunia untuk membantu rakyat Suriah. Mujahidin dari berbagai negara masuk ke negeri itu. Mereka tak lagi memandang bangsa dan ras. Mereka berjuang untuk tegaknya Khilafah.
Dukungan untuk tegaknya syariah Islam ini memang tak bisa dibendung. Telah muncul kesadaran bersama akan kewajiban menegakkan Islam dalam naungan Khilafah di negeri-negeri Islam. Hal itu bisa dinilai dari berbagai survei.
Hasil survei British Council yang dipublikasikan awal April ini menunjukkan, pemuda Pakistan lebih memilih hukum Islam dibandingkan dengan demokrasi. Lebih dari separuh dari 5.000 responden berusia 18-29 tahun yang disurvei mengatakan, demokrasi Pakistan tidak baik. Selain itu, 94 persen mengaku Pakistan ke arah yang salah. Ketika responden diminta untuk memilih sistem politik terbaik, mereka menyukai dan memilih syariah Islam dan pemerintahan militer dibandingkan dengan demokrasi. “Generasi yang disurvei merasa pesimis, kecewa dengan demokrasi setelah lima tahun pemerintahan sipil,” kata wartawan BBC News di Islamabad, Pakistan seperti dikutip dari BBC News, Rabu (3/4).
Survei ini melengkapi survei-survei sebelumnya yang sampai pada kesimpulan bahwa keinginan kaum Muslim di berbagai kawasan untuk hidup di bawah naungan Islam terus mengalami peningkatan. Kesadaran ini tidak hanya terjadi di negeri berpenduduk mayoritas Muslim, tetapi juga di Barat.
Di Dunia Islam, mulai muncul kesadaran bahwa sistem demokrasi-kapitalisme tidak memberikan ruang bagi penerapan syariah Islam secara kaffah. Selama ini mereka merasakan dengan sendirinya bagaimana sistem itu gagal menyelesaikan persoalan umat. Kesadaran ini juga didukung oleh pemahaman kaum Muslim yang makin meningkat terhadap Islam. Dakwah Islam yang menyerukan penerapan syariah dan Khilafah menjadi salah satu pendorong kesadaran tersebut muncul.
Butuh Khilafah
Secara empiris, problematika kaum Muslim di berbagai penjuru dunia saat ini tidak bisa diselesaikan oleh sistem yang ada. Muslim Rohingya, Palestina dan di berbagai belahan dunia Islam lainnya, hidup dalam dekapan penderitaan tiap hari. Amerika dan Barat justru membiarkan kondisi tersebut. Sekat-sekat nation-state (negara-bangsa) telah menghalangi kaum Muslim untuk saling membantu satu sama lain.
Kaum Muslim yang hidup di kawasan yang menghasilkan 70 persen kekayaan alam dunia hidup tidak sejahtera dan dilingkupi keserakahan dunia Barat. Belum lagi sebagian dari mereka harus berhadapan langsung dengan moncong senjata Barat tanpa ada yang membantunya.
Walhasil, kebangkitan Dunia Islam adalah mutlak. Jika pada masa lalu, kemunduran Islam itu diakibatkan oleh sikap kaum Muslim meninggalkan ajaran Islam, maka kesadaran baru kaum Muslim untuk memegang erat Islam menjadi katalisator kebangkitan Islam.
Penulis Amerika, Profesor Noah Feldman dari Harvard, menyatakan bahwa kemunduran syariah Islam pada masa lalu akan diikuti dengan kebangkitan syariah Islam, suatu proses yang berakhir pada terbentuknya Khilafah Islam. Dalam bukunya yang terbit pada tahun 2008 berjudul, Kejatuhan dan Kebangkitan Negara Islam, ia menuturkan, beberapa kondisi tertentu diperlukan untuk memenuhi proses kebangkitan. Negara Islam akan menerapkan keadilan bagi umat. Namun, negara tersebut tidak bisa dibangun dengan menerapkan sistem lama; harus mengenalkan sistem yang baru.
Nah, kesadaran kaum Muslim untuk menegakkan syariah dalam bingkai Khilafah Islam makin meningkat. Kaum Muslim sudah mulai menyadari bahwa ketiadaan kehidupan islami yang di dalamnya diterapkan syariah Islam oleh negara adalah sebuah kesalahan. Keruntuhan Daulah Khilafah Islam pada 1924 sesungguhnya merupakan umm al-jara-’im (induk kejahatan). Ketiadaan Khilafah Islam adalah pangkal dari segala malapetaka,  kerusakan dan problem yang menimpa umat Islam di seluruh dunia. Mereka pun mulai sadar bahwa ada kewajiban dari Allah SWT untuk berhukum pada hukum-hukum Allah secara kaffah. Itu tidak akan mungkin tanpa institusi Islam yang menerapkannya secara global, yakni Khilafah.
Walhasil, perubahan menuju Khilafah adalah sebuah keniscayaan. Inilah yang harus dikawal oleh seluruh kaum Muslim hingga Kekhilafahan itu tegak. [Humaidi]

“Nero” Syam Meningkatkan Pembakaran, Penghancuran dan Pembunuhan Manusia


Al-Islam edisi 655, 3 Mei 2013 – 22 Jumadul Akhir 1434
بسم الله الرحمن الرحيم
“Nero” Syam Meningkatkan Pembakaran, Penghancuran dan Pembunuhan Manusia, Pepohonan dan Bebatuan. Lalu Dimanakah Militer Kaum Muslimin untuk Menolong para Orang Tua, Janda, Anak-anak Yatim dan Orang-orang yang Tertimpa Dharar?!

Pembantaian oleh diktator Syam makin meningkat, satu pembantaian disusul pembantaian lainnya; menggunakan pesawat, roket, rudal dan bahan-bahan kimiawi mematikan yang secara acak membakar, menghancurkan segala sesuatu atas perintah tiran dan “Nero” Syam… Para orang tua, wanita, anak-anak, para janda, anak-anak yatim, mereka meminta bantuan dan berteriak meminta pertolongan kepada militer kaum Muslimin yang terparkir diam di barak tanpa bergerak. Semua itu dilakukan atas perintah penguasa mereka yang memiliki hati tetapi tidak digunakan untuk memahami, memiliki telinga tetapi tidak dia gunakan mendengar, dan memiliki mata tetapi tidak digunakan melihat. Sesungguhnya yang buta bukanlah mata akan tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada!
Diktator Syam telah memobilisasi kaum kafir, orang-orang munafik dan orang-orang rusak serta orang-orang kriminal melawan al-Ghuthah, sebuah perkampungan Damaskus untuk membinasakan kaum Muslimin di situ. Kaum muslimin yang dikatakan oleh Rasul saw dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dari Abu ad-Darda’ bahwa Rasulullah saw bersabda:
«إِنَّ فُسْطَاطَ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَ الْمَلْحَمَةِ بِالْغُوطَةِ، إِلَى جَانِبِ مَدِينَةٍ يُقَالُ لَهَا: دِمَشْقُ، مِنْ خَيْرِ مَدَائِنِ الشَّامِ»
Tenda kaum Muslimin pada hari Malhamah ada di al-Ghuthah hingga samping suatu kota yang disebut: Damaskus, salah satu kota terbaik Syam

Semua mobiliasi itu atas perintah Amerika yang memberikan lampu hijau kepada anteknya diktator Syam untuk terus melakukan pembunuhan dan kebengisan. Hal itu sampai Amerika menemukan pengganti yang bisa menggantikan anteknya tersebut. Amerika takut Nero Syam akan tumbang atau binasa sebelum antek penggantinya menjadi matang; dan berikutnya Islam bisa sampai ke pemerintahan dan Syam kembali menjadi pusat Dar al-Islam kembali. Sehingga hal itu menjadi pukulan keras terhadap para pemuka kaum kafir imperialis, dan antek-antek mereka yang mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan kaum Mukminin.
Wahai pasukan di negeri kaum Muslimin yang dekat maupun yang jauh, dimanakan Anda semua terhadap firman Allah SWT?:
)وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ(
jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan (TQS al-Anfal [8]: 72)

Dimanakah Anda semua dari sabda Rasul saw dalam riwayat yang dikeluarkan oleh imam Muslim dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
«الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ»
Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, ia tidak menzaliminya dan tidak merendahkannya

Bagaimana darah di urat nadi Anda tidak mendidih padahal Anda mendengar dan menyaksikan warga Syam diusir, kehormatan mereka dilanggar, darah-darah mereka ditumpahkan, tempat-tempat tinggal mereka dihancurkan dan harta mereka dirampas? Bukankah di tengah Anda ada sumpah Qutaibah, semangat al-Mu’tashim dan semangat pembebasan Shalahuddin?
Bagaimana Anda tetap berdiam di barak-barak seolah-olah apa yang terjadi itu terjadi di ujung-ujung dunia, tidak ada hubungannya dengan Anda, dan Syam bukan pusat Dar al-Islam?! Tidak keluarnya perintah dari penguasa Anda tidak bisa menjadi pembenaran atas sikap diam Anda. Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiyatan kepada al-Khaliq. Allah, Allah dalam menolong saudara-saudara Anda. Allah, Allah dalam sikap Anda dengan sikap yang benar di hadapan penguasa Anda. Maka berlepas dirilah dari mereka pada semua perkara Anda, sebelum hari esok mereka berlepas diri dari Anda sementara Anda tidak bisa berlepas diri dari mereka.
)إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ * وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ(
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (TQS al-Baqarah [2]: 167).

Wahai pasukan di militer tiran! Bagaimana Anda bisa menembakkan senjata Anda kepada saudara-saudara dan keluarga Anda? Bukankah Anda masuk militer untuk melindungi keluarga dan warga Anda dan untuk memerangi musuh Anda? Bagaimana Anda sama sekali tidak menembakkan senjata Anda ke arah Yahudi pencaplok dataran tinggi Golan. Di sisi lain Anda justru menggerakkan senjata untuk membunuh keluarga dan warga Anda yang terdiri dari orang-orang tua, wanita dan anak-anak? Tidak adakah di antara Anda orang cerdas yang mengalihkan moncong senjatanya ke arah tiran dan para kaki tangan jahatnya, dan menolong negeri dan warganya yang terzalimi? Sungguh berdirinya Anda di samping tiran merupakan aib yang tidak bisa terhapus, merupakan kehinaan di dunia dan siksa neraka di akhirat, pada hari itu tiran dan para begundalnya tidak akan bisa memberi manfaat sama sekali kepada Anda. Sebaliknya Anda akan menyesal dan waktu penyesalan telah lewat. Sebagian Anda akan melaknat sebagian yang lain dan masing-masing mendapat azab yang berlipat ganda.
)كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا حَتَّى إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لِأُولَاهُمْ رَبَّنَا هَؤُلَاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ(
Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka”. Allah berfirman: “Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui”. (TQS al-A’raf [7]: 38)

Wahai orang-orang revolusioner yang benar! Belalah agama, kehormatan, harta dan nyawa Anda. Dalam hal itu ada kemenangan atau syahid seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw dalam apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Sa’id bin Zaid dari Nabi saw, beliau bersabda:
«مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ، أَوْ دُونَ دَمِهِ، أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ»
Siapa saja yang terbunuh membela hartanya maka ia syahid, siapa saja yang terbunuh membela keluarganya atau darahnya atau agamanya maka ia syahid

Dimobilisasinya kaum kafir, orang-orang munafik, orang-orang rusak dan para penjahat jangan sampai bisa membuat Anda takut. Allah yang Mahakuat lagi Maha Perkasa bersama orang-orang terzalimi yang membela hak, agama, keluarga dan kehormatan mereka.
)وَالَّذِينَ إِذَا أَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُونَ(
Dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri. (TQS asy-Syura [42]: 39)

Sungguh darah-darah Anda telah ditumpahkan dan pengorbanan Anda telah dicurahkan. Maka Hizbut Tahrir memberi nasihat kepada Anda, jangan Anda terima selain sistem al-Khilafah, dan selain kedaulatan syariah Allah. Dengan itu darah-darah Anda yang suci akan menyebut kebaikan untuk Anda di depan Pencipta Anda; pengorbanan Anda akan mengangkat derajat Anda di sisi Rabb Anda.
)وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ(
Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. (TQS Yusuf [12]: 21).

17 Jumadul Tsaniyah 1434
27 April 2013

Hizbut Tahrir



Maklumat Keutamaan Syam
Syam adalah benteng keamanan dan keimanan, termasuk tempat yang dimuliakan oleh syara’, bumi yang diberkati Allah dan disucikan. Allah SWT berfirman:
﴿سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ …﴾
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya… (TQS.al-Isrâ’ [17] : 1).
Dari Abdullah bin Amr, Rasul saw bersabda:
«إِنِّيْ رَأَيْتُ عَمُوْدَ الْكِتَابِ اُنْتُزِعَ مِنْ تَحْتِ وِسَادَتِيْ فَنَظَرْتُ فَإِذَا هُوَ نُوْرٌ سَاطِعٌ عُمِدَ بِهِ إِلَى الشَّامِ أَلاَ إِنَّ اْلإِيْمَانَ إِذَا وَقَعَتْ الْفِتَنُ بِالشَّامِ»
Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku. Aku lihat ternyata ia adalah cahaya sangat terang, yajg diarahkan ke Syam. Ingatlah, iman itu (terbukti) bila fitnah (konflik) terjadi di negeri Syam. (HR al-Hakim, al-Baihaqi, at-Thabarani, Ibn Asakir. Al-Hakim berkata: ini hadits shahih menurut syarat Syaikhayn tapi keduanya tidak mengeluarkannya. Al-Hafizh adz-Dzahabi di Talkhîsh berkomentar: “menurut syarat al-Bukhari dan Muslim”. Syaikh al-Albani menshahihkannya).
Salamah bin Nufail menuturkan, Nabi saw bersabda:
«عُقْرُ دَارِ الإِسْلامِ بِالشَّامِ» وفي رواية « أَلاَ إِنَّ عُقْرَ دَارِ الْمُؤْمِنِينَ الشَّامُ»
Pusat Dar al-Islam di Syam (HR ath-Thabarani dan Ibn Abi “Ashim) dan dalam riwayat lain: “ingatlah sesungguhnya pusat Dar al-Mukminin adalah Syam” (HR Ahmad dan Ibn Jarir)

Rencana Kenaikan Harga BBM : Rencana Bebani Rakyat

[Al-Islam edisi 653] Pemerintah berencana menerapkan dua harga berbeda untuk BBM jenis premium. Harga Rp 4.500/liter hanya untuk motor dan angkutan umum, sementara untuk mobil pribadi lebih mahal. Kebijakan ini bisa menghemat uang negara Rp 30 triliun (detikfinance, 15/4).

Senior Vice President Fuel Marketing & Distribution Pertamina Suhartoko mengatakan, bensin premium untuk mobil pribadi akan dijual pada SPBU khusus. “SPBU khusus ini nggak menjual premium Rp 4.500, tetapi menjual premium Rp 6.500. Begitu juga sebaliknya, SPBU biasa hanya menjual Rp 4.500 sedangkan premium khusus tidak” ungkapnya (detikfinance, 15/4).
Rencana kenaikan harga BBM itu dikatakan untuk membatasi subsidi supaya tidak membengkak dan melebihi anggaran. Anggaran subsidi di APBN 2013 sebesar 274,7 triliun. Dari angka itu subsidi BBM sebesar 193,8 triliun untuk kuota konsumsi 46 juta kiloliter.
Rencana kenaikan harga BBM dilakukan untuk membatasi subsidi BBM. Sebab kuota BBM bersubsidi 2013 diperkirakan akan terlampaui dan bisa mencapai 51 bahkan 53 juta kiloliter. Jika konsumsi BBM bersubsidi sampai 51 juta kiloliter maka harus ada tambahan subsidi hingga 30 triliun. Karena itu konsumsi BBM bersubsidi harus dibatasi supaya tidak melampaui kuota. Atau subsidi BBM harus dibatasi dengan cara menaikkan harga BBM. Jika tidak maka APBN akan sangat terbebani.

Rencana Bebani Rakyat
Rencana kenaikan harga BBM jika benar-benar dijalankan pada Mei mendatang dipastikan akan makin membebani rakyat banyak yang sekarang sudah menanggung beban berat, diantaranya karena kenaikan harga-harga kebutuhan. Apalagi sebelumnya tarif dasar listrik sudah naik.
Dampak langsung dari kenaikan harga BBM dipastikan terjadi kenaikan angka inflasi. Artinya harga-harga barang akan mengalami kenaikan. Meski harga BBM naik hanya untuk mobil plat hitam, namun nantinya dampak kenaikan harga itu akan sangat terasa, khususnya bagi rakyat kebanyakan. Sebab banyak mobil plat hitam yang digunakan untuk usaha termasuk diantaranya untuk angkutan seperti pick up, truk barang dan truk boks. Dengan begitu, ongkos transportasi barang akan mengalami kenaikan dan hal itu bisa dipastikan menyebabkan kenaikan harga.
Disamping itu, meski angkutan umum plat kuning tetap boleh membeli BBM bersubsidi, kemungkinan ongkos transportasi umum juga akan naik. Sebab meski BBMnya tidak naik, pelaku usaha, sopir dan awak angkutan umum menuntut untuk naik pendapatannya guna mengimbangi kenaikan harga-harga. Ongkos berbagai jasa pun juga akan banyak yang mengalami kenaikan. Artinya, meski yang dinaikkan adalah harga BBM untuk mobil plat hitam, dampak kenaikan harga itu akan terjadi hampir pada semua hal baik barang maupun jasa, dan harus ditanggung oleh semua rakyat. Rakyat umum khususnya menengah ke bawah akan menanggung beban paling besar. Sebab daya beli mereka tidak naik sementara sebagian besar pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok akan barang dan jasa yang harganya naik. Dampak kenaikan harga itu juga akan terasa terus menerus, dan tidak hanya sebentar. Sebab fakta yang terjadi selama ini, begitu naik harga tidak turun lagi.

Subsidi Bebani APBN?
Jika mau jujur, ada anggaran lain yang membebani APB, tapi selama ini tidak pernah dipersoalkan. APBN 2013 banyak disebot untuk bayar bunga dan cicilan pokok utang. Dalam APBN 2013 porsi pem­bayaran cicilan bunga utang sebesar 113,243 triliun dan cicilan po­kok utang 58,405 triliun sehngga totalnya mencapai Rp 171.7 tri­liun, me­ningkat dari sebesar Rp 167.5 triliun di tahun 2012. Selama ini pembayaran bunga utang dan cicilan pokok itu tidak pernah dipersoalkan dan bahkan pemerintah tetap getol berutang. Sebaliknya, subsidi khususnya subsidi BBM selalu dipersoalkan.
Pos belanja birokrasi juga menjadi beban APBN. Belanja birokrasi di APBN 2013 mencapai 400,3 triliun atau 35,2% dari belanja pemerintah pusat, yakni belanja pegawai sebesar 241,1 triliun (naik 25,4 triliun atau naik 11,77% dari tahun 2012 sebesar 215,7 triliun) dan belanja barang sebesar 159,2 triliun. Jumlah aparat birokrasi Indonesia sekitar 4,6 juta aparat. Artinya, anggaran belanja birokrasi pemerintah pusat itu mengalokasikan porsi anggaran dari APBN sebesar 87,02 juta untuk tiap satu orang aparat. Itu baru anggaran belanja pemerintah pusat. Jika ditambah anggaran belanja birokrasi daerah maka total belanja birokrasi akan jauh lebih besar.
Belanja birokrasi total (pusat dan daerah) dalam kurun waktu 7 tahun (2005-2012) terjadi kenaikan hingga 400 persen. Pada tahun 2005, belanja birokrasi dalam APBN adalah sebesar Rp187 triliun dan terus membengkak dari tahun ke tahun menjadi Rp 733 triliun pada APBN 2012.

Amanat Liberalisasi Ala IMF dan Bank Dunia
Rencana kenaikan harga BBM, atau secara lebih luas penghapusan subsidi, tidak lain merupakan amanat liberalisasi dalam Memorandum of Economic and Financial Policies (LoI IMF, Jan. 2000). Juga perintah Bank Dunia dengan menjadikannya syarat pemberian utang seperti tercantum di dalam dokumen Indonesia Country Assistance Strategy (World Bank, 2001). Itulah sebenarnya alasan mendasar semua program pengurangan subsidi, termasuk pengurangan subsidi energi (BBM dan listrik). Juga tertuang dalam dokumen program USAID, TITLE AND NUMBER: Energy Sector Governance Strengthened, 497-013 menyebutkan: “tujuan strategis ini akan menguatkan pengaturan sektor energy untuk membantu membuat sektor energy lebih efisien dan transparan, dengan jalan meminimalkan peran pemerintah sebagai regulator, mengurangi subsidi, mempromosikan keterlibatan sektor swasta…”
Karena itu, pengurangan subsidi bahkan sampai penghapusan subsidi bagi pemerintah dianggap sebagai sebuah amanat bahkan kewajiban yang harus dipenuhi, meski harus memberatkan rakyat. Untuk itu di dalam Blue Print Pengembangan Energi Nasional 2006-2025 Kementerian ESDM dinyatakan: Program utama (1) Rasionalisasi harga BBM (dengan alternatif) melakukan penyesuaian harga BBM dengan harga internasional. Artinya, pencabutan subsidi BBM.
Meski berbagai alasan dikemukakan, Pemerintah, namun yang pasti, kenaikan harga BBM yang terus didesakkan sejak lama hingga sekarang ini jelas akan sangat menguntungkan swasta khususnya asing yaitu untuk menciptakan pasar bagi mereka. Sejak awal sudah dikemukakan oleh menteri ESDM kala itu Purnomo Yusgiantoro, bahwa kenaikan harga BBM memang untuk membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migas (lihat, Kompas, 14 Mei 2003). Selama ini beberapa SPBU non Pertamina sepi pembeli dan mereka mengalami kerugian besar, bahkan sebagian sudah tutup.

Masih Banyak Jalan Lain
Sebenarnya masih ada beberapa jalan lain yang bisa ditempuh tanpa menaikkan harga BBM. Jika pemerintah melakukan penghematan 10 % belanja birokrasi maka akan didapat 40 triliun lebih. Dan hal itu mungkin dilakukan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Azwar Abubakar mengakui saat ini belanja pegawai untuk para PNS terlalu besar. Padahal masih banyak pos anggaran yang bisa dihemat berdasarkan skala prioritas dan penggunaan teknologi. “Anggaran belanja pegawai kita ini lebay. Harusnya kalau ada anggaran proyek naik maka persentase fee-nya turun. Tapi ini anggaran belanja naik, naik juga belanja pegawainya” Menurutnya, dengan perkembangan teknologi, para PNS bisa menghemat anggaran sekitar 11 % dalam pengadaan barang secara elektronik (detikfinance, 20/2).
Jika pemerintah menghilangkan pembyaran bunga utang sebab itu adalah riba dan haram hukumnya, maka pemerintah bisa dapat 123 triliun. Juga masih ada Saldo Anggaran Lebih APBN 2012 sebesar 32,77 triliun dan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran sebesar 34 triliun.
Di luar itu, pemerintah juga bisa menghemat subsidi dengan memberikan alokasi gas untuk PLN, meski dengan harga pasar. Selama ini, gas dijual ke LN, diantaranya dengan harga murah di bawa harga pasar (itu sama artinya menyubsidi rakyat negara lain). Jika Pemerintah mau melakukan ini maka bisa didapat puluhan triliun.
Dari semua itu, maka bisa didapat dana jauh lebih banyak dari penghematan yang didapat dari menaikkan haga BBM yang akan memberatkan rakyat. Tapi semua itu hanya jika Pemerintah memiliki kemauan kuat untuk melayani dan mengurusi urusan rakyat dan tidak ingin membebani rakyat.

Kelola Sesuai Syariah Sejahterakan Rakyat
Migas dan SDA yang melimpah lainnya dalam pandangan Islam merupakan milik umum. Pengelolaannya harus diserahkan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat. Tambang migas itu tidak boleh dikuasai swasta apalagi asing. Abyadh bin Hammal menceritakan bahwa ia pernah menghadap kepada Nabi saw dan minta diberi tambang garam yang menurut Ibnu Mutawakkil, berada di daerah Ma’rib lalu beliau memberikannya. Namun saat ia akan pergi, ada seseorang yang berada di majelis berkata kepada Rasul : “Tahukah Anda apa yang Anda berikan padanya, sungguh Anda memberinya sesuatu laksana air yang terus mengalir.” Maka beliau pun menariknya kembali darinya (HR. Baihaqy dan Tirmidzy).
Rasul saw juga bersabda:
«الْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْكَلاَءِ وَالْمَاءِ وَالنَّارِ»
Kaum muslim berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air dan api (HR Abu Dawud dan Ahmad)

Karena itu, kebijakan kapitalistik, yakni liberalisasi migas baik di sektor hilir termasuk kebijakan harganya, maupun di sektor hulu yang sangat menentukan jumlah produksi migas, dan kebijakan zalim dan khianat serupa harus segera dihentikan. Sebagai gantinya, migas dan SDA lainnya harus dikelola sesuai dengan syariah. Jalannya hanya satu, melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwah. Saat ituah SDA dan migas akan menjadi berkah yang menyejahterakan seluruh rakyat. Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []

MONTESQIUE: PENGGAGAS DEMOKRASI MODEN HARI INI

PLATO: MANUSIA PENGASAS AJARAN DEMOKRASI

Plato yang hidup kira-kira 400 tahun sebelum Masehi mungkin tidak menyangka ideanya ini akan dimuliakan sedemikian rupa walaupun setelah 2400 tahun. Beliau yang merupakan murid kepada Socrates, menggagaskan konsep politik ini sebagai tandingan kepada konsep monarki, oligarsi dan timokrasi. Demokrasi mengalamai pelbagai pengubahsuaian tetapi ada 2 ciri yang digariskan oleh Plato dan anak muridnya, Aristotle, yang menjadi ciri fundamental kepada demokrasi dan kekal ke hari ini. Pertama adalah ‘alotment’ iaitu rakyat memilih wakil mereka. Dan kedua adalah perkumpulan orang yang dipilih untuk menggubal undang-undang dan menjalankan pemerintahan. Inilah yang disebut sebagai Demokrasi Athens. Sebenarnya ada pihak yang mendakwa konsep demokrasi telah digagas lebih awal pada abad ke 6 SM oleh Tamadun Hindu, Mendes, Achaemenid dan Sumaria, tetapi tamadun Yunani dianggap sebagai penggagas demokrasi yang paling berstruktur dan digunapakai asasnya hingga ke hari ini. Selepas zaman Socrates, demokrasi Athens melalui zaman gemilangnya sebelum berhadap dengan tentangan golongan agamawan Nasrani yang membawa konsep teokrasi sehinggalah Eropah terperosok dalam zaman gelap.

Perancis dan British masing-masing mendakwa merekalah perintis keluar dari zaman gelap Eropah. Kedua-dua bangsa ini masing-masing mendakwa merekalah pelopor demokrasi moden. Perancis sebenarnya terlebih dahulu membahas seperangkat hukum demokrasi untuk aplikasi pasca zaman gelap. Lahirlah Rosseu dan Montesquie dengan Spirit of Law yang membahas gagasan kenegaraan moden yang masih menciplak idea demokrasi. British menyangkalnya kerana mendakwa De Monforts Parliamant bahkan telah menggubal rang undang-undang menghadkan Magna Carte Raja England sejak 1265 lagi. Maka bersainglah Bristish dan Perancis mendatang pelbagai rincian dan konsep untuk mengukuhkan lagi demokrasi sedangkan pada masa itu Islam sedang dizaman kegemilangannya tidak mengenal apatah lagi memperdulikan demokrasi. Secara mutlak Islam menolak demokrasi yang menjadikan manusia sebagai sumber kekuasaan.


Perancis pada zaman kegemilangannya berjaya merobek wilayah khilafah Islamiah. Mereka malah berjaya membeli pegawai-pegawai pemerintah dan mendesak untuk diterapkan demokrasi Negara Islam. Ia berlaku pada abad ke 19 melalui agennya iaitu Midhat Pasha. Malah ramai pegawai tertinggi daulah telah dijemput ke Perancis dan balik menunjukkan kekagumannya terhadap demokrasi Perancis. Melalui Bab Aliy, mereka berusaha menerapkan demokrasi dalam khilafah Islam dan akhirnya mereka berjaya sehinggalah Sultan Abdul Hameed II berhasil membuangnya kembali dari khilafah Islam. Apabila Sultan Abdul Hameed semakin lemah, pegawai-pegawai daulah dikuasai Perancis, bukan sekadar demokrasi malah hukum-hukum lain telah diambil dari Perancis. Ia berlaku hinggalah khilafah dihancurkan.

DEMOKRASI: SISTEM KUFUR YANG DISUCIKAN SEMUA BANGSA

Hari ini demokrasi benar-benar berjaya masuk ke dalam akal fikiran dan lubok hati ramai ummat islam. Baik dari para cendekiawan hinggalah buruh binaan, ramai yang terpesona dengan demokrasi. Mereka melihat demokrasi sebagai suatu yang paling agung dalam pemerintahan mahupun dalam mencapai kekuasaan. Ia umpama konsep suci yang tidak boleh disentuh atau dipertikai. PRU13 menyaksikan baik si golongan Islamis, sekularis mahupun liberalis saling bertikai dari segi parti dan agenda politik tetapi bersatu menerima demokrasi. Mereka tidak mampu menerima sesiapa yang mengkritik demokrasi kerana telah sekian lama berjuang dan bergelumang dengan idea kufur ini sehingga merasakan inilah jalan yang terbaik untuk mencapai kekuasaan. Wallahua’lam.

Subhanallah, Hasil Survey Lembaga Internasional, Mayoritas Muslim Dunia Inginkan Syariah

Subhanallah, disaat penguasa-penguasa negeri Islam bersungguh-sungguh untuk  mempertahankan dan memaksakan sistem sekuler dan demokrasi  penduduk negeri-negeri Islam malah menginginkan syariah.
Survei terbaru  PEW seperti yang dilansir  http://www.pewforum.org/ (30/4) menunjukkan kecenderungan umat untuk  untuk menjadikan Syariah Islam sebagai hukum resmi di negeri-negeri Islam.
Di Asia  terdapat prosentase sangat tinggi penduduk  yang mendukung syariah Islam: Pakistan (84%), Bangladesh (82%), Afghanistan (99%), Indonesia (72%) , Malaysia (86%).
Demikian pula di Timur Tengah dan Afrika, prosentase yang mendukung syariah :   Irak (91%), Palestina (89%), Maroko (83%), Mesir (74%), Yordania (71%), Niger (86%), Djibouti (82%), DR Kongo (74%) dan Nigeria (71%). Sementara 10 negara lain yang di survey menunjukkan lebih dari 50 % penduduknya menginginkan syariah Islam. (AF)

[104] Sinetron Merusak Aqidah



Salam Perjuangan!

Alhamdulillah, Allah masih memberikan kenikmatan kepada kita semua sehingga kita bisa menjadi bagian dari perjuangan menegakkan kembali syariah Islam. Sungguh, tidak banyak orang yang diberi kenikmatan sebagai pejuang. Sebaliknya, banyak orang yang menjadi hamba-hamba dunia, terpedaya oleh fatamorgana.
Pembaca yang dirahmati Allah, jika kita sadar posisi kita sebagai makhluk ciptaan Allah, tentu kita akan senang melaksanakan ketentuan Allah. Soalnya, pasti aturan Allah itu pas dengan manusia. Allah Maha Mengetahui apa yang manusia butuhkan dan apa yang harus manusia tinggalkan. Dan pasti, aturan Allah akan membuat manusia bahagia di dunia dan akhirat.

Sayangnya, banyak orang yang mengingkari aturan Allah ini dengan banyak dalih. Padahal mereka itu mengaku dirinya orang-orang yang beriman. Lantas di mana logikanya? Apakah aturan manusia itu jauh lebih bagus dari aturan Allah?

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik dari pada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (TQS Al Maidah: 50)

Pembaca yang dirahmati Allah, akibat kita menjauh dari Alquran dan Sunnah, negeri ini kian terpuruk dalam segala bidang. Masalah demi masalah menghinggapi kita dari waktu ke waktu. Keberkahan hidup hanya tinggal impian.

Setelah tarif listrik naik pada awal April lalu, kini pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Jelas, kenaikan ini akan memberatkan masyarakat, meski tidak semua jenis kendaraan merasakan kenaikan tersebut. Tapi dapat dipastikan, angka inflasi akan naik. Dampaknya, ya kepada rakyat semuanya, bukan hanya sekelompok pemilik mobil saja. Lalu kenapa pemerintah ngotot menaikkan harga BBM? Tidak adakah cara lain untuk mengatasi apa yang disebut pemerintah sebagai ‘kenaikan subsidi’? Masalah ini akan kami kupas di rubrik Fokus.
Di Media Utama, kami menyoroti bagaimana bahayanya siaran televisi khususnya acara sinetron bagi umat ini. Memang, acara tersebut kesannya hanya sekadar hiburan, tapi sebenarnya isi di dalamnya sarat dengan pesan-pesan yang bisa merusak akidah.
Kalau Anda jeli menonton acara sinetron, belakangan banyak sinetron berlatar belakang kehidupan Islam, mulai dari pesantren, sekolah, sampai rumah tangga. Tapi, apa yang digambarkan, banyak hal-hal yang menyimpang. Apa saja? Apakah para produser sinetron ini sengaja membuat tontonan seperti itu dengan maksud tertentu? Mengapa pemerintah diam saja? Silakan baca di Media Utama.

Pembaca yang dirahmati Allah, di rubrik lain Anda tetap akan mendapatkan suguhan kami yang up to date, menarik, dan berisi. Semoga sajian kami ini senantiasa menambah cakrawala berpikir Anda.

Akhirnya, kami sampaikan selamat membaca! Sebarkan pengetahuan Anda—dan juga media ini—kepada saudara-saudara kita yang lain! Semoga Allah melimpahkan pahala. Amin.

Komunitas Muslimah Rindu Syariah & Khilafah

Bismillaah

Kibarnya meneduhkan jiwa
Kilauan tulisannya mendebarkan hati
Lafadznya menundukkan pemikiran
Ikatannya menguatkan perasaan
Tongkatnya meneguhkan langkah perjuangan

Lihatlah itu terbentang berjuta-juta kibaran panji-panji Islam
Merona dan merata disetiap segi kota wilayah negeri-negeri muslim
Warnanya yang hitam legam dan putih bercahaya
Membuka tapir peradaban kelam mengganti dengan peradaban gemilang

Sorak-sorai penduduk negeri
Bergema lantang suara takbir membahana yang memekakkan dunia
Kini tentara barat mundur dan tak bergeming
Melihat panji-panji berjajar diperbatasan wilayah Daulah Islam

Barat tersontak, mereka kagum dan bercucuran kuatir air keringat
Karena rasa kuatir yang dulu terpendam
Kini membuncak dan tak lagi bisa dibendung
Barat pun menangisi kekalahannya, sudah terlanjur Al Liwa terkibar tinggi ditiang Negara

Seorang pemimpin Khalifah berdiri, tangannya diangkat keatas, satu telunjuk menujuk ke arah langit
Maka satu juta tentara Islam pun siap berbaris membentuk barisan dibelakangnya
Senjata negeri-negeri muslim dihimpun dan kekuatannya kini dinaungi Daulah
Maka barat tak berani lagi mengusik negeri muslim
Maka Barat tak berani lagi menjajah negeri muslim

Karena kaum muslim telah punya benteng umat
Karena kaum muslim telah bersatu
Karena kaum muslim telah menegakkan Islam kaffah
Karena kaum muslim telah memiliki satu kepemimpinan

Rindu hidup dan bernafas di bawah langit dalam sistem Islam naungan Khilafah. Insyallah kehadirannya sebentar lagi, Semoga kita tak sekedar mendukung namun juga terlibat didalamnya. Aamiin

Let's Struggle for Khilafah!

SYAM PERNAH MENJADI IBUKOTA KHILAFAH | DAN PASTI AKAN KEMBALI MENJADI IBUKOTA KHILAFAH




"Sesungguhnya orang² yang beriman, orang² yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (TQS. Al-Baqarah [2]: 218)

Sejak bulan Maret 2011 hingga saat ini di #Suriah | tercatat jumlah korban yang meninggal dunia (terbunuh) mencapai "lebih dari" 70.000 juta jiwa | Jumlah korban yang luka² "lebih banyak" daripada jumlah korban yang terbunuh | Jumlah korban yang lari dari perang "lebih banyak" daripada jumlah korban yang luka² | Jumlah korban yang mengungsi "lebih banyak" daripada jumlah korban yang lari dari perang

Jadi jika dihitung secara rinci dengan total keseluruhan jumlah penduduk negara #Suriah | Harusnya #Suriah sekarang sudah sepi (kota mati) karena begitu banyaknya korban dan warga yang mengungsi | Tetapi Alhamdulillah, ternyata Allah berkehendak lain | Para pemuda pejuang Islam berdatangan dari kota² besar untuk mengisinya | Para pemuda yang menginginkan kehidupan lebih baik, yakni dengan "Hidup Mulia" atau "Mati Syahid" | Para Mujahidin yang siap untuk memperjuangkan tegaknya Institusi Daulah Islam | Bahkan mereka pun telah berjanji bahwa apabila rezim #Suriah itu runtuh, maka akan berdiri kembali Daulah Khilafah Islamiyah 'ala Minhajin Nubuwwah !!!

Para Mujahidin yang datang ke #Suriah bisa diperkirakan berasal dari berbagai negara | Seperti mujahidin dari Afghanistan, Iraq, Lebanon, Libya Mesir, Yordania, Checnya, Amerika, Prancis, dan banyak negara lainnya | Mereka menginginkan kembali berdirinya Institusi Islam yang pernah mensejahterakan selama 13 abad | Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad (saw), "Pangkal dan tempat Darul Islam (Khilafah) adalah Syam." (HR Thabrani)

#Noted: Tidak ada Mujahidin dari Indonesia, kecuali sekedar relawan PMI dan pengangkat tandu mayat

Demi Kapitalis, Harga BBM Naik Per Mei!!!

Pemerintah menaikan harga premium menjadi Rp 6500- 7000 per Mei mendatang menurut pengamat ekonomi syariah Dr Arim Nasim semata-mata karena untuk merealisasikan kepentingan para kapitalis di sektor hilir migas.

“Kalau alasan membebani APBN jelas bohong, alasan sebenarnya adalah kepentingan para kapitalis,” ungkap dosen Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah UPI Bandung tersebut kepada mediaumat.com, Rabu (17/4).

Menurut konsultan manajemen dan perbankan syariah ini, yang membebani APBN 2013 adalah utang 113,2 trilyun termasuk bunga utang rekapitulasi perbankan yang dinikmati para kapitalis yang sudah menguasai lebih dari 85 persen sektor hulu migas. “Tapi anehnya pemerintah tidak pernah mengeluh!” tanya Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI retorik.

Tetapi untuk kepentingan rakyat, selalu saja ribut beban APBN semakin berat. Sehingga Menteri ESDM Jero Wacik usai Rapat Koordinasi BBM dengan gubernur seluruh Indonesia di Jakarta kemarin, menyatakan dengan menaikan BBM menjadi Rp 6500-Rp 7000, akan menghemat APBN sebesar Rp 21 trilyun.

Padahal, ungkap Arim, selama ini APBN tidak pernah terserap semua. Tahun 2012 saja ada sisa 32,7 trilyun. Jadi, kalau tidak membela kepentingan kapitalis, tentu tidak akan menaikan harga premium yang dianggap akan menghemat biaya subsidi sebesar Rp 21 trilyun itu. “Karena dari sisa anggaran 2012, bisa ditutupi bahkan masih sisa 11,7 trilyun,” pungkasnya. (mediaumat.com, 17/4)